Baru saja ku buka laptopku, melihat-lihat foto kenangan masa-masa dulu. Masa SMA. Masa penuh bahagia, masa penuh canda tawa, masa yang takkan terlupa. Dan tetiba saja sebuah bayangan masa lalu kembali teringat olehku.
Beberapa tahun lalu aku hanyalah seorang bocah biasa yang belajar untuk memulai hidup di dunia yang besar. Berusaha, terjatuh, menangis, mencoba bangkit, dan berjuang.
Beberapa tahun lalu akhirnya Tuhan memilih mempertemukan aku dengan banyak orang. Termasuk kalian. Orang-orang hebat yang membantuku bertumbuh menjadi wanita yang lebih dewasa.
Beberapa tahun lalu proses pendewasaan itupun ku mulai. Bersama kalian. Saling berbagi, saling memberi, saling membenci, dan kemudian belajar untuk memaafkan.
Sejujurnya itu adalah tahun-tahun yang indah. Tahun-tahun yang membuatku banyak belajar. Bagiku, tahun-tahun itu memiliki terlalu banyak cerita. Cerita-cerita tentang suka dan duka. Cerita-cerita tentang tawa dan luka.
Dan bagiku tahun-tahun itu berakhir tak seindah saat kita memulainya. Terlalu banyak salah paham, terlalu banyak keegoisan, terlalu banyak rasa benci yang terpendam.
Maaf. Mungkin sudah terlalu lama, bahkan kalian mungkin sudah lupa. Tapi semua cerita itu masih tersimpan rapi di dalam hatiku. Cerita tentang aku, tentang kamu, tentang kita.
Maaf. Mungkin sudah terlalu lama, terlalu lama kalian menungguku. Mungkin memang terlalu lama untukku bisa mengucapkan maaf dengan tulus. Mungkin memang terlalu lama untukku bisa memberi sedikit ruang pada rasa benciku untuk kemudian belajar melihat semuanya lebih luas. Belajar untuk melihat bahwa akupun tak selalu benar.
Maaf. Mungkin sudah terlalu lama, terlalu banyak benci yang telah menumpuk di lubuk hatimu. Tapi, terima kasih untuk waktu yang kau sempatkan untuk membaca sedikit tulisan dariku.
Terima kasih atas semua senyum yang pernah kalian ukirkan di wajahku. Untuk segala pelajaran tentang kebahagiaan. Untuk segala pelajaran saling memberi. Untuk segala pelajaran tentang saling berbagi.
Terima kasih atas semua tangis yang pernah kalian teteskan di pipiku. Untuk segala pelajaran tentang kekuatan. Untuk segala pelajaran tentang pengertian. Untuk segala pelajaran tentang memaafkan.
Terima kasih atas semua genggaman tangan yang pernah kalian berikan padaku. Untuk segala pelajaran tentang persahabatan. Untuk segala pelajaran tentang kepercayaan. Untuk segala pelajaran tentang kejujuran.
Dan akupun belajar banyak dari kalian. Bahwa persahabatan tak perlu memandang derajat. Karena kita semua sama, bergantung pada bagaimana kita memperlakukan sesama.
Bahwa persahabatan tak perlu memandang apapun. Bahwa sahabat adalah saling memberi, saling berbagi, dan saling mengingatkan.
Bahwa sahabat yang baik tak selalu hanya memberi senyum. Terkadang ia pun harus memberi tangis untuk saling menguatkan.
Bahwa sahabat yang baik tak selalu hanya berbagi bahagia. Terkadang ia pun harus berbagi luka untuk saling menerima.
Bahwa sahabat yang baik tak selalu hanya meninggalkan. Tapi ia pun harus selalu mengingatkan.
Maaf untuk semua luka yang pernah tergores di hatimu karena ucapku. Maaf untuk semua tangis yang pernah terjatuh dari matamu karena lakuku. Maaf untuk semua benci yang pernah (dan mungkin masih) menumpuk di hatimu karena aku.
Setulus hati ku sampaikan maaf ini padamu. Mungkin aku terlalu banyak meminta, tapi sungguh kali ini yang ku harap hanya maafmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar