Rabu, 23 Oktober 2013

Teori-teori Kemiskinan


Pada dasarnya, kemiskinan merupakan persoalan klasik yang telah ada sejak umat manusia ada. Kemiskinan merupakan persoalan kompleks, berwajah banyak, dan tampaknya akan terus menjadi persoalan aktual dari masa ke masa. Meskipun sampai saat ini belum ditemukan suatu rumusan ataupun formula penanganan kemiskinan yang dianggap paling berdayaguna, signifikan, dan relevan, pengkajian konsep dan strategi penanganan kemiskinan harus terus menerus diupayakan. Pengupayaan tersebut tentu sangat berarti sehingga kemiskinan tidak lagi menjadi masalah dalam kehidupan manusia.
Seperti diketahui, terdapat banyak teori dan pendekatan dalam memahami kemiskinan. Teori-teori tersebut antara lain:
Teori Neo-Liberal.
Shanon, Spicker, Cheyne, O’Brien dan Belgrave berargumen bahwa kemiskinan merupakan persoalan individual yang disebabkan oleh kelemahan dan pilihan individu yang bersangkutan. Kemiskinan akan hilang sendirinya jika kekuatan pasar diperluas sebesar-besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi-tingginya. Secara langsung, strategi penanggulangan kemiskinan harus bersifat residual sementara, dan hanya melibatkan keluarga, kelompok swadaya atau lembaga keagamaan. Peran negara hanyalah sebagai penjaga yang baru boleh ikut campur manakala lembaga-lembaga di atas tidak mampu lagi menjalankan tugasnya.

Teori Sosial Demokrat
Teori ini memandang bahwa kemiskinan bukanlah persoalan individu, melainkan struktural. Kemiskinan disebabkan oleh adanya ketidakadilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya akses kelompok kepada sumber kemasyarakatan. Teori sosial demokrat menekankan pentingnya manajemen dan pendanaan negara dalam pemberian pelayanan sosial dasar bagi seluruh warga negara dan dipengaruhi oleh pendekatan ekonomi manajemen permintaan gaya Keynesian. Meskipun teori ini tidak setuju sepenuhnya terhadap pasar bebas, kaum sosial demokrat tidak anti sistem ekonomi kapitalis. Bahkan kapitalis masih dipandang sebagai bentuk organisasi ekonomi yang paling efektif. Hanya saja sosial demokrat merasa perlu ada sistem negara yang mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Pendukung sosial demokrat berpendapat bahwa kesetaraan merupakan prasyarat penting dalam memperoleh kemandirian dan kebebasan. Pencapaian kebebasan hanya dimungkinkan jika setiap orang memiliki sumber kesejahteraan. Kebebasan lebih dari sekedar bebas dari pengaruh luar, melainkan bebas pula dalam menentukan pilihan.

Teori Marjinal
Teori ini berasumsi bahwa kemiskinan di perkotaan terjadi dikarenakan adanya kebudayaan kemiskinan yang tersosialisasi di kalangan masyarakat tertentu.
Oscar Lewis (1966) adalah tokoh dari aliran teori marjinal. Konsepnya yang terkenal adalah Culture of Poverty. Menurut Lewis, masyarakat di dunia menjadi miskin karena adanya budaya kemiskinan dengan karakter apatis, menyerah pada nasib, sistem keluarga yang tidak mantap, kurang pendidikan, kurang ambisi membangun masa depan, kejahatan dan kekerasan banyak terjadi.
Ada dua pendekatan perencanaan yang bersumber dari pandangan teori marjinal:
  • Prakarsa harus datang dari luar komunitas;
  • Perencanaan harus berfokus pada perubahan nilai, karena akar masalah ada pada nilai.

Teori Development
Teori Developmental (bercorak pembangunan) muncul dari teori-teori pembangunan terutama neo-liberal. Teori ini mencari akar masalah kemiskinan pada persoalan ekonomi dan masyarakat sebagai satu kesatuan.
Ada tiga asumsi dasar dari teori ini:
  • Negara menjadi miskin karena ketiadaan atribut industrialisasi, modal, kemampuan manajerial, dan prasarana yang diperlukan untuk peningkatan ekonomi.
  • Pertumbuhan ekonomi adalah kriteria utama pembangunan yang dianggap dapat mengatasi masalah-masalah ketimpangan.
  • Kemiskinan akan hilang dengan sendirinya bila pasar diperluas sebesar-besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu setinggi-tingginya.
Ketiga asumsi tersebut memperlihatkan bahwa kemiskinan yang terjadi bukanlah persoalan budaya, sebagaimana anggapan teori marjinal melainkan adalah persoalan ekonomi dan pembangunan.

Teori Struktural
Teori ini didasari oleh pemikiran yang berasal dari teori ketergantungan yang diperkenalkan oleh Andre Gunder Frank (1967), Capitalism and the Underdevelopment in Latin America, dan juga oleh Teothonio Dos Santos dan Samir.
Teori struktural berasumsi bahwa kemiskinan terjadi bukan karena persoalan budaya dan pembangunan ekonomi, melainkan politik-ekonomi Dunia.
Teori ketergantungan mengajukan tiga asumsi utama:
  • Dunia didominasi oleh suatu perekonomian tunggal sedemikian rupa sehingga semua negara di dunia diintegrasikan ke dalam lingkungan produksi kapitalisme yang menyebabkan keterbelakangan di negara miskin.
  • Negara-negara inti menarik surplus dari negara miskin melalui suatu matarantai metropolis-satelit.
  • Sebagai akibatnya negara miskin menjadi semakin miskin dan negara kaya semakin kaya.
Dengan berdasar pada asumsi teori ketergantungan tersebut teori struktural mengajukan asumsi bahwa kemiskinan di dunia harus dilihat pada suatu konstelasi ekonomi internasional dan struktur politik global yang menerangkan bahwa ketergantungan yang menjadi penyebab negara terbelakang dan masyarakatnya menjadi miskin.

Teori Artikulasi Moda Produksi
Teori ini adalah salah satu teori yang dikembangkan oleh Pierre Phillipe Rey, Meillassoux, Terry, dan Taylor, dari pemikiran karya Karl Marx dan Frederic Engels mengenai Moda Produksi (Mode of Production). Teori ini berasumsi bahwa reproduksi kapitalisme di negara-negara miskin terjadi dalam suatu simultanitas tunggal di mana pada sisi negara miskin terjadi artikulasi dari sedikitnya dua moda produksi (moda produksi kapitalis dan pra-kapitalis). Koeksistensi dari kedua moda produksi tersebut menghasilkan eksploitasi tenaga kerja murah dan problem akses bagi kelompok masyarakat miskin yang masih tetap berada dalam ranah moda produksi pra-kapitalis.
Strategi penanganan kemiskinan yang ditawarkan oleh teori artikulasi moda produksi dikenal dengan person in environtment dan person in situation yang dianalogikan sebagai strategi ikan-kail memberikan keterampilan memancing, menghilangkan dominasi kepemilikan kolam ikan oleh kelompok elit dalam masyarakat, dan mengupayakan perluasan akses pemasaran bagi penjualan ikan.
Teori artikulasi moda produksi melandasi dua macam pendekatan yaitu moderat (pemberian bantuan sosial dan rehabilitasi sosial, program jaminan perlindungan dan asuransi kesejahteraan sosial, program pemberdayaan masyarakat) dan radikal (di dalam masyarakatlah terjadi ketidakadilan dan ketimpangan yang menyebabkan taraf hidup sebagian masyarakat tetap rendah sehingga kebijakan paling tepat adalah reformasi dan transformasi).

Mengapa Perlu Mempelajari Manajemen Keuangan Perusahaan?




Terkadang beberapa orang tidak sadar bahwa dalam kehidupan sehari-hari mereka memerlukan ilmu manajemen keuangan untuk mengelola dana yang ada di tangannnya. Apabila dana yang ada di tangan tersebut tidak dapat dikelola dengan baik, maka dana yang tadinya cukup melimpah malah akan bisa jadi semakin berkurang karena kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan dana. Di sinilah letak pentingnya kita mempelajari tentang manajemen keuangan, bahkan mempelajari hal ini tidak harus ditempuh lewat jalur akademik.

Seorang ibu rumah tangga pun, sebenarnya perlu mempelajari tentang manajemen keuangan secara sederhana karena berkaitan dengan perannya yaitu mengelola keuangan rumah tangga sehingga dana yang ada bisa dimaksimalkan penggunaannya dan pengeluaran tidak melebihi anggaran yang ada.

Manajemen keuangan sendiri sangat berhubungan dengan aktivitas penggunaan dana, perolehan dana, dan pengelolaan aktiva. Sedangkan, fungsi dari manajemen keuangan tersebut antara lain adalah perencanaan keuangan, penganggaran keuangan, pengelolaan keuangan, pencarian keuangan, penyimpanan keuangan, pengendalian keuangan, dan pemeriksaan keuangan. Tujuan dari manajemen keuangan itu sendiri adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Apabila seseorang ingin menjadi seorang manajer keuangan, maka penting sekali baginya untuk mempelajari tentang manajemen keuangan. Manajer keuangan dapat mengetahui bagaimana mengelola segala unsur dan segi keuangan. Keuangan itu sendiri adalah salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan.

Dengan mengetahui unsur-unsur manajemen dan mempelajarinya akan memberikan keuntungan tersendiri bagi kita agar mampu mengelola dana dengan baik, meminimalkan pengeluaran tetapi mampu untuk memaksimalkan hasilnya.

MDG (Millennium Development Goals) di Indonesia


MDG merupakan kependekan dari Millennium Development Goals yang dalam bahasa Indonesia berarti Tujuan Pembangunan Milenium. MDG adalah Deklarasi Milenium hadil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000. Tujuan-tujuan dalam MDG ini adalah antara lain memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem, mencapai pendidikan dasar keseluruhan, mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, mengurangi angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, memastikan kelestarian lingkungan, dan mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Di Indonesia, tujuan-tujuan MDG juga dijadikan sebagai dasar dalam penetapan suatu keputusan. Tapi pencapaian target-target MDG agaknya masih jauh dari pandangan. Hal ini terjadi karena banyak faktor, antara lain terkendalanya biaya karena Indonesia masih harus membayar utang luar negerinya serta sulitnya merubah pola pikir masyarakat kita. Salah satu tujuan yang masih sulit untuk dipenuhi adalah di bidang pendidikan.

Pendidikan adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki manusia dalam usaha untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman.

Mengenai masalah pendidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas SDM dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi mengenai beasiswa dari sekolah sangatlah minim.

Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”

Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang kadang berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”.

Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.

Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.

Banyak sekali faktor yang menjadikan banyaknya permasalahan pendidikan di Indonesia. Namun sebenarnya yang menjadi masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikannya itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap memenuhi kebutuhan zaman bukannya yang bersikap kritis terhadap zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk mempercerdas kehidupan bangsa, tentunya juga memperjelas arti transparansi dalam dunia pendidikan.  

Selasa, 16 Juli 2013

Film: You are the Apple of My Eye




"In fact, when you really like a girl, you'd be happy for her. When you see her finding her Mr. Right, you will want them to be together and to live happily ever after,"

Ini adalah cerita tentang masa-masa SMA yang konon dianggap menjadi salah satu fragmen kehidupan yang paling menyenagkan buat kebanyakan orang yang pernah merasakannya, termasuk cerita lain di balik setiap buku-buku pelajaran, guru-guru galak dan ujian yang menyebalkan seperti cerita tentang persahabatan dan cinta. Misalnya, sekedar naksir kepada murid tercantik di kelasmu, seperti yang dilakukan 5 sahabat ini. Tapi di antara kelima remaja tanggung itu hanya Ko Ching-teng (Ko Chen-tung) yang beruntuk dapat berhasil mengambil hati Shen Chia-Yi (Michelle Chen) yang pintar dan cantik itu, padahal Ching-teng sendiri adalah siswa bandel dan malas.

Pertanyaannya adalah apa yang membuat "You are the Apple of My Eye" sampai menjadi film berbahasa mandarin terlaris di Hong Kong, bahkan mampu mengalahkan keperkasaan "Kung Fu Hustle"?

Entahlah, mungkin saja karena ia sangat beruntung atau sederhana saja, karena film Giddens Ko ini memang bagus. Tapi bagus atau tidaknya itu memang relatif, buat saya, secara cerita tentang anak laki-laki bertemu dengan anak perempuan dengan setting SMA memang terlalu familiar, tapi mengingat ini bersetting di Taiwan yang notabene budaya dan pergaulan remajanya tidak terlalu jauh berbeda dengan kita "You are the Apple of My Eye" menjadi terasa akrab buat saya atau siapa saja yang pernah merasakan manisnya masa-masa SMA itu, sama seperti yang sudah pernah dilakukan Thailand dengan "A Crazy Little Thing Called Love"nya atau Indonesia dengan "Ada Apa dengan Cinta?"nya, jujur saya menyukainya, apalagi ini adalah sebuah semi-autobiografi yang diangkat dari cerita masa remaja Giddens Ko yang lalu menjadikannya novel berjudul "The Girl We Chased Together in Those Years" hingga kemudian ia nekad menjadikannya sebuah film layar lebar pertamanya.


Yang menarik, meskipun tergolong corny, narasinya tidak sampai berakhir begitu saja seperti sinopsis pendek di atas tapi berlanjut secara periodik di mulai dari flashback kemudian berlanjut dari tahun ke tahun, mulai masa SMA kemudian masa kuliah dan masa setelah itu yang kebanyakan diambil dari sudut pandang Ko Ching-teng. Setiap bagian menggambarkan pasang surut hubungannya dengan Shen Chia-yi, dan bagaimana Ching-teng terjebak dalam sifat kekanak-kanakannya itu. Tentu saja sebagai momen-momen menariknya, seperti kehidupan, ada yang manis, misalnya adegan-adegan yang melibatkan Chia-yi dan Ching-teng sampai yang konyol dan bodoh. Apa yang kemudian paling saya suka adalah bagaimana "You are the Apple of My Eye" ini berakhir. Endingnya bagus, campuran antara realita pahit, kebahagiaan, kedewasaan dan kesedihan dengan sebuah momen kocak yang membuatnya terasa spesial.

Meskipun jauh dari kata sempurna, namun "You are the Apple of My Eye" bisa jadi sebuah drama romantis coming of age yang langsung membuat para penonton remajanya jatuh cinta. Cinta sederhana tentang pahit-manisnya cinta, kenakalan masa-masa SMA dan perjalanan mencari sebuah kedewasaan dengan sedikit komedi terhampar dengan baik di sepanjang 109 menit. Ditambah karakter-karakter yang loveable plus ending yang membekas menjadikan "You are the Apple of My Eye" sebuah tontonan menyenangkan buat siapa saja yang pernah merasakan manisnya apa itu yang disebut cinta monyet.

Sumber: http://dhanitamay.wordpress.com/2013/03/13/sinopsis-film-you-are-the-apple-of-my-eyes/

Drama Korea: Flower Boy Next Door

"Flower Boy Next Door" yaitu drama Korea terbaru di tahun 2013 dengan berbagai karakter pemain yang pastinya sudah anda kenal dengan baik. Drama korea yang satu ini merupakan sebuah drama Korea yang harus anda lihat dari episode satu sampai terakhir.

Drama Korea "Flower Boy Next Door" menceritakan tentang seorang gadis penyendiri yang bernama Go Dok Mi (diperankan oleh Park Shin Hye) yang ketahuan mengintip tetangga prianya yang bernama Enrique Keum (diperankan oleh Yoon Si Yoon). Dok Mi segera jatuh cinta pada pandangan pertamanya ke Enrique. Di sinilah awal petualangan cinta Dok Mi dan Enrique diawali.

Drama Korea Flower Boy Next Door 

Go Dok Mi diceritakan sebagai seorang Rapunzel modern yang amat kesepian saat menjalani hidupnya, tetapi dia mempunyai pesona yang luar biasa hingga pria-pria tergila-gila saat melihatnya. Enrique dikisahkan sebagai seorang sutradara jenius, berwajah tampan dan stylish dan mempunyai jiwa seni serta otak yang luar biasa namun melakukan kehidupan di luar batas yang sewajarnya (bohemian).
Sumber: http://drama-korea13.blogspot.com/2013/01/drama-korea-flower-boy-next-door.html

Jumat, 12 Juli 2013

Untaian Kata untuk Kenangan Kita

Baru saja ku buka laptopku, melihat-lihat foto kenangan masa-masa dulu. Masa SMA. Masa penuh bahagia, masa penuh canda tawa, masa yang takkan terlupa. Dan tetiba saja sebuah bayangan masa lalu kembali teringat olehku.

Beberapa tahun lalu aku hanyalah seorang bocah biasa yang belajar untuk memulai hidup di dunia yang besar. Berusaha, terjatuh, menangis, mencoba bangkit, dan berjuang.
Beberapa tahun lalu akhirnya Tuhan memilih mempertemukan aku dengan banyak orang. Termasuk kalian. Orang-orang hebat yang membantuku bertumbuh menjadi wanita yang lebih dewasa.
Beberapa tahun lalu proses pendewasaan itupun ku mulai. Bersama kalian. Saling berbagi, saling memberi, saling membenci, dan kemudian belajar untuk memaafkan.

Sejujurnya itu adalah tahun-tahun yang indah. Tahun-tahun yang membuatku banyak belajar. Bagiku, tahun-tahun itu memiliki terlalu banyak cerita. Cerita-cerita tentang suka dan duka. Cerita-cerita tentang tawa dan luka.
Dan bagiku tahun-tahun itu berakhir tak seindah saat kita memulainya. Terlalu banyak salah paham, terlalu banyak keegoisan, terlalu banyak rasa benci yang terpendam.

Maaf. Mungkin sudah terlalu lama, bahkan kalian mungkin sudah lupa. Tapi semua cerita itu masih tersimpan rapi di dalam hatiku. Cerita tentang aku, tentang kamu, tentang kita.
Maaf. Mungkin sudah terlalu lama, terlalu lama kalian menungguku. Mungkin memang terlalu lama untukku bisa mengucapkan maaf dengan tulus. Mungkin memang terlalu lama untukku bisa memberi sedikit ruang pada rasa benciku untuk kemudian belajar melihat semuanya lebih luas. Belajar untuk melihat bahwa akupun tak selalu benar.
Maaf. Mungkin sudah terlalu lama, terlalu banyak benci yang telah menumpuk di lubuk hatimu. Tapi, terima kasih untuk waktu yang kau sempatkan untuk membaca sedikit tulisan dariku.

Terima kasih atas semua senyum yang pernah kalian ukirkan di wajahku. Untuk segala pelajaran tentang kebahagiaan. Untuk segala pelajaran saling memberi. Untuk segala pelajaran tentang saling berbagi.
Terima kasih atas semua tangis yang pernah kalian teteskan di pipiku. Untuk segala pelajaran tentang kekuatan. Untuk segala pelajaran tentang pengertian. Untuk segala pelajaran tentang memaafkan.
Terima kasih atas semua genggaman tangan yang pernah kalian berikan padaku. Untuk segala pelajaran tentang persahabatan. Untuk segala pelajaran tentang kepercayaan. Untuk segala pelajaran tentang kejujuran.

Dan akupun belajar banyak dari kalian. Bahwa persahabatan tak perlu memandang derajat. Karena kita semua sama, bergantung pada bagaimana kita memperlakukan sesama.
Bahwa persahabatan tak perlu memandang apapun. Bahwa sahabat adalah saling memberi, saling berbagi, dan saling mengingatkan.
Bahwa sahabat yang baik tak selalu hanya memberi senyum. Terkadang ia pun harus memberi tangis untuk saling menguatkan.
Bahwa sahabat yang baik tak selalu hanya berbagi bahagia. Terkadang ia pun harus berbagi luka untuk saling menerima.
Bahwa sahabat yang baik tak selalu hanya meninggalkan. Tapi ia pun harus selalu mengingatkan.

Maaf untuk semua luka yang pernah tergores di hatimu karena ucapku. Maaf untuk semua tangis yang pernah terjatuh dari matamu karena lakuku. Maaf untuk semua benci yang pernah (dan mungkin masih) menumpuk di hatimu karena aku.
Setulus hati ku sampaikan maaf ini padamu. Mungkin aku terlalu banyak meminta, tapi sungguh kali ini yang ku harap hanya maafmu.










Kamis, 27 Juni 2013

27 Kita yang Pertama

Hari itu, 27 September 2009. 27 kita yang pertama. 27 yang sangat manis. 27 yang tak terlupakan. 27 yang mengikat aku dan kamu menjadi kita.

Hari itu aku menunggumu lama sekali. Maklum, hari sedang hujan. Mungkin kau sedang berteduh di tengah perjalananmu, karena aku tau, kau sama sekali tidak suka bila harus mengenakan jas hujan. Dan akhirnya kau pun tiba di rumahku. Aku ingat sekali, saat itu kau memakai jaket hijaumu, jaket yang sama yang kau pakai saat pertama kita bertemu, jaket kesayanganmu.

Kita pun berangkat menuju sebuah taman di tengah kota. Di sana sudah menunggu banyak temanmu. Aku tau, kau memang tidak pernah suka suasana sepi. Kita pun bercanda, tertawa bersama sampai tiba-tiba kau menarik tanganku dan mengajakku pindah tempat duduk. Di tempat itu kita hanya duduk berdua. Kau tau? Jantungku berdetak kencang saat itu.

Hening. Suasana begitu sepi dan yang terdengar hanyalah suara tarikan nafasmu yang kau tarik dalam-dalam. Selanjutnya kurasakan hangat genggaman tanganmu di tanganku dan kau mulai berkata, "Aku nggak tau apa yang terjadi selama ini, yang pasti aku cuma tau kalo aku suka kamu." Aku terdiam, kau pun terdiam. Kau tau? Tiba-tiba aku merasakan seperti sedang ada banyak kupu-kupu berterbangan di perutku. Ku dengar lagi tarikan nafasmu sebelum kau melanjutkan kalimatmu, "Kamu mau nggak jadi pacarku?" Tidak ada kata yang terucap dari mulutku, hanya sebatas anggukan kepala tapi itu sudah cukup untuk melengkungkan senyum di wajahmu.

Hari itu, 27 September 2009. 27 kita yang pertama. 27 yang sangat manis. 27 yang tak terlupakan. 27 yang mengikat aku dan kamu menjadi kita.

Kita pun jadi tak banyak bicara. Memendam bahagia di dada. Keadaanpun kembali hening, yang ada hanya tatap mata kita saling beradu, menggambarkan bunga-bunga yang bermekaran di hati. Lalu suara teriakan temanmu memecah kesunyian antara kita. "Ciyeeee.. jadian nih yeee.." Kita berdua hanya tertawa dan kembali berkumpul bersama mereka.

Di tengah keramaian itu aku melihat wajahmu yang berkilau diterpa cahaya lampu. Senyum yang terlukis di wajahmu, senyum manis yang kuingat selalu. Kau tau? Aku bahagia hari itu. Sangat-sangat bahagia. Aku menemukanmu. Lelaki yang tidak perlu menggunakan banyak kata manis untuk menarik hatiku. Lelaki yang senyumnya selalu ku tunggu. Kau, Septemberku ♥

Sabtu, 18 Mei 2013

Pengertian UMKM, TKI

Sesuai dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :

Pengertian UMKM
a.     Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur  dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.
b.     Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria asset sebesar 50 juta  sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 miliar.
c.     Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5 miliar sampai dengan 50 miliar.

Tenaga Kerja Indonesia (disingkat TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri (seperti Malaysia, Timur Tengah, Taiwan, Australia, dan Amerika Serikat) dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar. TKI perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW).

Upgrading Penulisan #1



UPGRADING PENULISAN

Karya ilmiah itu adalah sebuah karya yang secara umum mempunyai sifat:
1.      Memberikan informasi;
2.      Menjawab sebuah pertanyaan;
3.      Menyajikan secara runtut;
4.      Mengatasi sebuah masalah.

MENGGALI IDE
            Karya ilmiah menurut beberapa orang muncul dari kepekaan seseorang tentang berbagai hal. Untuk menulis karya ilmiah dibutuhkan kepekaan terhadap input atau masukan dari orang lain agar pemikiran kita semakin luas dalam membuat tulisan. Kepekaan bisa muncul dari membaca, melihat televisi (berita yang masih hangat), mendengarkan radio (berita lokal yang sangat kuat), dan browsing internet.
            Tips menggali ide:
1.      Menulis itu hobi, bukan pekerjaan. Karena hobi adalah kesenangan, dan pekerjaan adalah tuntutan. Menulis itu adalah ekspresi yang merupakan hal yang tidak bisa dipaksakan dan timbul secara naluri. Kita perlu mengenali dan mencintai apa itu menulis.
2.      Mulailah dari apa yang anda ketahui. Gali tentang informasi apa yang sudah kita ketahui sehingga apa yang kita tulis tidak terlihat memaksakan apa yang sebenarnya tidak terlalu kita ketahui.
3.      Sering-seringlah berdiskusi. Kadang pemikiran kita terlalu sempit, sehingga kita sangat membutuhkan pertukaran pikiran dengan orang lain sehingga pembahasan kita mendalam.
4.      Manjakan gairah. Gairah yang dimaksud adalah tindakan yang sangat kita sukai yang bisa membuat kita mengeluarkan ide. Gairah ini misalnya adalah ketika sambil mendengarkan lagu, atau ketika malam hari, dan lain sebagainya.

MENYUSUN BAB I
Struktur
1.1  Latar Belakang
·         Terdiri dari 3 bagian utama:
-          Masalah yang ada;
Secara dasar masalah teori (pengertian, teori) dan masalah dasar. Kemudian juga mencari penyebab masalah itu terjadi.
-          Solusi yang diajukan;
Mencari referensi atau membuat ide sendiri untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
-          Harapan.
Setelah adanya solusi yang diharapkan maka akan muncul harapan terhadap penyelesaian permasalahan tersebut.
·         Setiap bagian cukup terdiri atas satu alinea.
Apabila ingin mengembangkan latar belakang, bisa dijadikan:
-          Masalah yang ada;
-          Solusi yang sudah ada;
-          Solusi yang diajukan dan alasannya;
-          Ringkasan cara kerja dan solusi yang diajukan;
-          Harapan

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah itu termasuk pagar dari pembahasan kita agar terfokus dan lebih mendalam.
-          Merumuskan seluruh rancangan karya ilmiah secara singkat tetapi jelas;
-          Kalimat pertanyaan;
-          Kalimat yang memuat rencana isi tulisan.

1.3  Tujuan Penulisan
-          Merupakan ringkasan dari tujuan yang ingin dicapai;
-          Isinya tujuan teknis, bukan tujuan administratif;
-          Item-item pada bagian ini harus matching dengan item-item di bab 5 (kesimpulan).
1.4  Manfaat Penulisan
-          Manfaat secara normatif;
-          Pada umumnya berisi secara teoritis dan praktis.

TIPS
1.      Buatlah kalimat pendek tetapi benar secara gramatika;
2.      Hindari kalimat yang bombastis tapi tidak substansial;
3.      Fokus, perbanyak membaca dan diskusi.