Sabtu, 17 Januari 2015

Aku Tersesat Menuju Hatimu

Aku berjalan.
Menyusuri jalan ini sendiri.
Terlihat kau melambai padaku,
menungguku di ujung jalan.

Ini adalah jalan menuju hatimu.
Semua berawal dari
'Sebuah Pertanyaan tentang Hati'.

Aku yang membangun jalan ini.
Dengan banyak tanya yang kutemukan,
bersama jawaban-jawabannya.
Semuanya begitu lengkap.
Hingga suatu hari...

Muncul sebuah pertanyaan dari hatiku sendiri.
"Apakah yang membuat nyaman,
pasti bisa membuat yakin?
Apakah yang membuat cinta,
pasti bisa membuat bahagia?"

Sejenak setelah munculnya pertanyaan itu,
aku kembali memandang ke depan.
Memperhatikan jalan yang tadinya ku lalui.
Dan yang kusadari adalah...
Aku tersesat menuju hatimu.

*late post 13012015*

Another Dream

Kemaren habis dengerin rencana 'Ayah-Ayah' yang katanya mau mendaki Gunung Ijen. Tadi pagi ngeliat My Trip My Adventure lagi mendaki Gunung Semeru. Ndengerin cerita mama sama papa yang masa mudanya sering mendaki gunung..

Tiba-tiba kepikir aja, suatu saat nanti, habis wisuda, bisa mendaki gunung bareng MDL. Menikmati indahnya Indonesia, bareng-bareng sama orang-orang yang kamu temuin di tengah perjalanan hidupmu. Orang-orang yang berarti banget dan bisa buat temen hidupmu.

Jadi keinget sama quotenya @mahasiswamlg tentang mendaki gunung.. Keeliatannya sih cuman naik gunung, sampai atas, udah turun lagi. Tapi setelah baca quote itu semuanya berasa beda.

Kamu, berjuang bareng-bareng sama orang yang sevisi dan semisi sama kamu, slaing mendorong, saling menyemangati, saling melindungi. Bakalan banyak pelajaran. Pelajaran untuk selalu berjuang walaupun untuk sampai ke puncak itu jalannya gak gampang. Naik turun, ada bukit dan jurang. Dan yang pasti belajar juga untuk tetap saling mendukung.

Well, that's life~ Selalu ada naik dan turun.. Tapi aku selalu tau, bersama siapa aku harus tertawa, dalam dekapan siapa aku harus menangis. Itu kamu, MDL. Love you as always, guys..

Next time, InsyaAllah kalo Tuhan ngerestuin aku bakalan buat tulisan lagi setelah turun dari puncak :)

*late post 11012015 gegara laptop rusak*

Sabtu, 03 Januari 2015

Sebuah Pertanyaan tentang Hati

"Perjalanan hati itu bukannya tanpa risiko."
- Dee, Perahu Kertas
Ini mungkin tulisan pertamaku untukmu. Entah mengapa harus muncul inspirasi di tengah suasana yang seperti ini. Semuanya tiba-tiba saja dingin.
"Segalanya terjadi tak terduga-duga. Hanya ada satu yang pasti dalam hidup, yaitu ketidakpastian. Hanya ada satu yang patut Anda harapkan datang, yaitu yang tidak diharapkan."
- Dee, Supernova: Kstaria, Putri, dan Bintang Jatuh
Belum pernah ku sangka kata-kata itu akan muncul di layar ponselku. Hanya sebuah pertanyaan tapi untuk menjawabnya tak akan cukup dengan kata-kata. Salah satu pertanyaan tersulit yang pernah dipertanyakan padaku. Aku belum tau. Bahkan hatiku pun belum bisa memastikan jawabannya. Aku masih bertanya pada Tuhan, tapi belum kudapatkan jawabannya.
"Setiap pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan hanya waktu."
- Dee, Supernova: Partikel
Karena ini bukan pertanyaan biasa. Jawabannya bukan hanya soal kamu dan aku, ini juga tentang semua orang di sekitar kita. Bukan juga hanya soal masa depan kita, tapi juga apa yang ada saat ini dan apa yang telah terjadi di masa lalu. Tapi ini juga masalah hati, yang entah seberapa dalamnya, entah seberapa luasnya, bahkan sang pemilik pun belum tentu bisa membaca isi hatinya.

Pertanyaan ini memang belum seserius yang dihadapi orang lain. Tapi untukku, ini serius. Aku bukan lagi anak kecil yang akan menjalani sebuah hubungan hanya satu atau dua bulan. Aku bukan lagi anak kecil yang akan pacaran, putus, lalu balikan lagi. Aku bukan lagi anak kecil yang setelah ada apa-apa lantas tak mau lagi bertegur sapa.
"Aku gak mau sepuluh, dua puluh tahun dari hari ini, aku masih terus-terusan memikirkan orang yang sama. Bingung di antara penyesalan dan penerimaan."
- Dee, Perahu Kertas 

Kamis, 01 Januari 2015

Welcome 2015

Sekitar tiga tahun lalu banyak sekali kabar yang berhembus bahwa kiamat akan segera tiba. Waktu itu diberitakan bahwa tanggal 21 Desember 2012 akan menjadi hari terakhir keberadaan dunia. Kabar ini muncul karena adanya ramalan dari Suku Maya. Suku Maya sendiri adalah salah satu suku paling terkenal sekaligus misterius karena tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi.

Kembali ke ramalan Suku Maya yang memberitakan bahwa dunia akan kiamat pada tanggal 21 Desember 2012, ramalan ini muncul karena tercatat dalam kalender Suku Maya. Suku Maya menjadikan kalendernya sebagai acuan dan ukuran dalam menentukan hampir setiap kejadian yang mereka alami. Mereka juga memandang kalendernya sebagai bentuk visual terhadap perjalanan waktu yang menggambarkan bagaimana kehidupan itu berlangsung.

Cukup banyak orang yang mempercayai atau paling tidak terpengaruh oleh ramalan ini. Saya contohnya, waktu itu saya banyak berpikir mengenai apa saja yang sudah saya lakukan di dunia ini. Tibalah pada tanggal yang disebutkan di dalam ramalan. Dan? Tentu saja, seperti yang kita semua tau, dunia masih berputar, matahari masih bersinar. Hal ini mengingatkan kita, tidak ada seorang pun yang tau kapan dunia akan berakhir.

Ketika tidak seorang pun yang tau kapan kita akan berhenti bernafas, maka sebaiknya kita semua mempersiapkan hidup kita untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Setidaknya merencanakan kehidupan kita. Tapi, akan jauh lebih baik jika kita melakukan hal-hal yang membuat rencana kita menjadi kenyataan.

Rencana kehidupan. Biasanya orang membuat rencana-rencana kehidupan mereka saat tahun baru kan? Orang-orang menyebutnya resolusi. Kali ini saya akan menulis tentang resolusi saya pada tahun ini. Sebenarnya tulisan ini terinspirasi dari Novan, salah satu teman saya yang pagi ini mengirim BBM menanyakan apa resolusi saya tahun ini.

Apa sih resolusi itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

re·so·lu·si /résolusi/ n putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yg ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tt suatu hal: rapat akhirnya mengeluarkan suatu -- yg akan diajukan kpd pemerintah

dan kalo secara pribadi sih, aku nyimpulin bahwa resolusi yang biasa kita buat di tahun baru adalah sebuah permintaan atau tuntutan atau bisa jadi pernyataan tertulis untuk diri pribadi yang didasarkan pada hal-hal yang sudah kita lewati di masa-masa sebelumnya.\

Resolusiku nggak banyak. Di tahun yang baru ini aku berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dewasa. Punya semangat baru, siap menghadapi tantangan-tantangan baru, diberi kekuatan baru.

Di tahun ini, semakin diingatkan bahwa aku sendiri, sekarang, harusnya sudah siap menjadi mahasiswa angkatan tua yang harusnya udah mulai mikirin dan nyiapin yang namanya skripsi. Sudah bukan lagi waktunya buat males-malesan dan sibuk hahahihi kesana kemari. Sekarang sudah waktunya kita dan teman-teman kita yang biasanya main-main mulai saling ngebantu untuk bisa sama-sama sukses. Kalo kata semboyannya Ki Hadjar Dewantara sih,

Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani - di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat dan di belakang memberikan daya kekuatan.

Di tahun yang baru ini juga pengennya bisa meraih mimpi-mimpiku yang mungkin selama ini banyak keselip dan terlupakan. Berharap bisa segera membahagiakan orang tua. Bisa cepet lulus dengan nilai yang baik dan bareng-bareng sama teman-teman seperjuangan. Bisa diwisuda bareng. Dan kayak janji kita dulu, berharap bisa sukses bareng-bareng dan semakin banyak yang bisa saling kita bagi satu sama lain nantinya.

Di tahun ini juga aku pengen makin rajin nulis. Niat sederhananya sih buat mengenang semua hal-hal yang terjadi dalam hidupku. Buat kaca biar kedepannya lebih baik juga. Biar bisa buat kenangan juga. Biar bisa diceritain ke orang lain di luar sana juga. Lebih baik lagi kalo suatu saat sudah pinter nulis, ini bisa jadi bagian dari kerjaan yang menghasilkan uang. Amin.

Ini resolusiku. Apa resolusimu?