Sekitar tiga tahun lalu banyak sekali kabar yang berhembus bahwa kiamat akan segera tiba. Waktu itu diberitakan bahwa tanggal 21 Desember 2012 akan menjadi hari terakhir keberadaan dunia. Kabar ini muncul karena adanya
ramalan dari Suku Maya. Suku Maya sendiri adalah salah satu suku paling terkenal sekaligus misterius karena tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi.
Kembali ke ramalan Suku Maya yang memberitakan bahwa dunia akan kiamat pada tanggal 21 Desember 2012, ramalan ini muncul karena tercatat dalam
kalender Suku Maya. Suku Maya menjadikan kalendernya sebagai acuan dan ukuran dalam menentukan hampir setiap kejadian yang mereka alami. Mereka juga memandang kalendernya sebagai bentuk visual terhadap perjalanan waktu yang menggambarkan bagaimana kehidupan itu berlangsung.
Cukup banyak orang yang mempercayai atau paling tidak terpengaruh oleh ramalan ini. Saya contohnya, waktu itu saya banyak berpikir mengenai apa saja yang sudah saya lakukan di dunia ini. Tibalah pada tanggal yang disebutkan di dalam ramalan. Dan? Tentu saja, seperti yang kita semua tau, dunia masih berputar, matahari masih bersinar. Hal ini mengingatkan kita, tidak ada seorang pun yang tau kapan dunia akan berakhir.
Ketika tidak seorang pun yang tau kapan kita akan berhenti bernafas, maka sebaiknya kita semua mempersiapkan hidup kita untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Setidaknya merencanakan kehidupan kita. Tapi, akan jauh lebih baik jika kita melakukan hal-hal yang membuat rencana kita menjadi kenyataan.
Rencana kehidupan. Biasanya orang membuat rencana-rencana kehidupan mereka saat tahun baru kan? Orang-orang menyebutnya resolusi. Kali ini saya akan menulis tentang resolusi saya pada tahun ini. Sebenarnya tulisan ini terinspirasi dari Novan, salah satu teman saya yang pagi ini mengirim BBM menanyakan apa resolusi saya tahun ini.
Apa sih resolusi itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
re·so·lu·si /résolusi/ n putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yg ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang); pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tt suatu hal: rapat akhirnya mengeluarkan suatu -- yg akan diajukan kpd pemerintah
dan kalo secara pribadi sih, aku nyimpulin bahwa resolusi yang biasa kita buat di tahun baru adalah sebuah permintaan atau tuntutan atau bisa jadi pernyataan tertulis untuk diri pribadi yang didasarkan pada hal-hal yang sudah kita lewati di masa-masa sebelumnya.\
Resolusiku nggak banyak. Di tahun yang baru ini aku berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dewasa. Punya semangat baru, siap menghadapi tantangan-tantangan baru, diberi kekuatan baru.
Di tahun ini, semakin diingatkan bahwa aku sendiri, sekarang, harusnya sudah siap menjadi mahasiswa angkatan tua yang harusnya udah mulai mikirin dan nyiapin yang namanya skripsi. Sudah bukan lagi waktunya buat males-malesan dan sibuk hahahihi kesana kemari. Sekarang sudah waktunya kita dan teman-teman kita yang biasanya main-main mulai saling ngebantu untuk bisa sama-sama sukses. Kalo kata semboyannya Ki Hadjar Dewantara sih,
Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani - di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat dan di belakang memberikan daya kekuatan.
Di tahun yang baru ini juga pengennya bisa meraih mimpi-mimpiku yang mungkin selama ini banyak keselip dan terlupakan. Berharap bisa segera membahagiakan orang tua. Bisa cepet lulus dengan nilai yang baik dan bareng-bareng sama teman-teman seperjuangan. Bisa diwisuda bareng. Dan kayak janji kita dulu, berharap bisa sukses bareng-bareng dan semakin banyak yang bisa saling kita bagi satu sama lain nantinya.
Di tahun ini juga aku pengen makin rajin nulis. Niat sederhananya sih buat mengenang semua hal-hal yang terjadi dalam hidupku. Buat kaca biar kedepannya lebih baik juga. Biar bisa buat kenangan juga. Biar bisa diceritain ke orang lain di luar sana juga. Lebih baik lagi kalo suatu saat sudah pinter nulis, ini bisa jadi bagian dari kerjaan yang menghasilkan uang. Amin.
Ini resolusiku. Apa resolusimu?