Jumat, 03 Januari 2014

Abenomics


ABENOMICS

Abenomics adalah program stimulus besar yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah Jepang, berasal dari kata Abe dan Economics. Kebijakan ekonomi ini melibatkan peningkatan besar-besaran dalam stimulus fiskal melalui komponen belanja pemerintah, dorongan dalam stimulus moneter melalui kebijakan bank sentral non-konvensional, dan program reformasi yang bertujuan untuk membuat perbaikan struktural di ekonomi Jepang.
Abenomics terdiri dari kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan strategi pertumbuhan ekonomi guna mendorong investasi swasta. Rincian kebijakan didalamnya termasuk menargetkan inflasi tahunan sebesar 2%, koreksi apresiasi yen yang berlebihan, menetapkan suku bunga negatif, pelonggaran kuantitatif radikal, perluasan investasi publik, membeli obligasi konstruksi oleh Bank of Japan (BOJ), dan revisi perundangan Bank of Japan.
Pengeluaran fiskal akan meningkat sebesar 2% dari PDB, kemungkinan meningkatkan defisit menjadi 11,5% dari PDB untuk 2013. Diperkirakan stimulus ini akan bernilai $1,4 triliun yang akan disuntikkan ke dalam ekonomi dalam waktu kurang dari 2 tahun.
Singkatnya, abenomics merupakan salah satu eksperimen ekonomi terbesar didalam dunia moders saat ini yang pernah dilakukan.
Pasar keuangan sangat menyukai hal ini. Pasar saham Jepang melonjak tajam. Tapi apa sebenarnya abenomics ini? Bagaimanakah sebenarnya kebijakan ekonomi ini bisa meningkatkan kinerja perekonomian?
Walaupun stimulus fiskal dan reformasi struktural merupakan komponen penting dari stimulus ini, kebijakan moneter diharapkan akan melakukan sebagian besar langkah terberat dalam jangka pendek.
Tujuan dari kebijakan moneter yang longgar adalah mengurangi tingkat suku bunga riil. Dalam presepsi Jepang, yang mendapatkan efek samping yang signifikan dari melemahnya yen. Dan mata uang Jepang pun melemah, serta memulai perjalanan pelemahannya ke level yang sangat tinggi.
Pelemahan yen bisa sangat mendongkrak ekonomi Jepang. Mata uangnya telah terdevaluasi dengan cepat terhadap dolar sejak September, ketika rezim ekonomi baru di Jepang mulai menunjukkan proposal ekonominya.
Pelemahan yen akan melakukan beberapa hal. Yang paling utama, mendongkrak ekspor, seiring mata uang lainnya sekarang dapat membeli lebih banyak produk Jepang. Hal ini berarti produsen akan menjual lebih banyak, yang kemudian mendorong pendapatan perusajaan dan mungkin akan meningkatkan investasi bisnis.
Semua ini bisa meningkatkan harga saham secara fundamental. Pada saat yang sama, yen melemah memberikan dorongan bagi saham. Sejak September, pemerintah Jepang telah secara lisan berbicara mengenai melemahkan yen, dan rally besar di Nikkei terwujud seiring dengan penurunan mata uangnya.
Dengan mempersempit kesenjangan antara PDB saat ini dan potensi PDB yang akan terjadi, sehingga akan dapat menghilangkan tekanan deflasi.
Namun, pemerintah Jepang telah berada dalam tekanan dunia internasional baru-baru ini karena intervensi terhadap yen yang menyebabkan devaluasi cepat terhadap mata uang lainnya.
Akan tetapi BOJ memiliki beberapa pilihan lain. BOJ baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menggandakan target tingkat inflasi menjadi 2%, menerapkan pembelian aset terbuka untuk mencapainya.
Ini merupakan pergeseran kebijakan dari konservatisme yang telah dikarakterisasikan oleh BOJ dalam beberapa tahun terakhir. Haruhiko Kuroda, sangat dovish pada kebijakan moneter.
Bagian kedua dari rencana abenomics melibatkan stimulus fiskal jangka pendek. Ini bertujuan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dengan secepatnya melalui peningkatan konsumsi dan investasi pada sektor publik pemerintah.
Yang paling penting dair bagian ini adalah pemerintah Jepang berjanji untuk menjadi fleksibel berkaitan dengan kebijakan fiskal di tahun-tahu mendatang.
Kebijakan fiskal dan moneter yang longgar ditujukan dalam memfasilitasi kondisi ekonomi ekspansif dalam jangka pendek.
PENGARUH ABENOMICS BAGI INDONESIA

Program kebijakan ekonomi yang diusung Jepang memang kebijakan yang bersifat domestik. Namun dengan perekonomian global yang telah terintegrasi, abenomics juga akan terasa ke perekonomian Indonesia.
Melalui jalur perdagangan, abenomics akan berdampak positif bagi ekspor Indonesia ke Jepang. Berdasarkan studi yang dilakukan Bank Indonesia, abenomics diperkirakan akan meningkatkan ekspor barang tambang tembaga dan nikel, perkebunan (karet dan kayu) serta reaktor nuklir jika melihat struktur ekspor Indonesia ke Jepang dalam tiga tahun terakhir.
Selain itu Indonesia juga akan menerima aliran modal dari program ekspansi bisnis Jepang di luar pasar domestik Jepang. Nilainya berkisar antara 1,6 milyar ten sampai 4,8 milyar yen. Tidak terlalu besar, namun pasar Indonesia masih cukup menarik dengan tingkat return yang relatif tinggi dibanding negara Asia lain meskipun tingkat risikonya juga masih besar.

YANG HARUS DILAKUKAN DI INDONESIA AGAR TIDAK TERDAMPAK NEGATIF ATAS ABENOMICS

1.      Otoritas keuangan di Indonesia harus menjaga sistem pembayaran di Indonesia.
2.      Pengawasan perbankan juga merupakan lembaga yang bertanggung jawab terhadap sistem pembayaran.
3.      Langkah BI dengan menunda BI Rate akan semakin membuat rentan sistem pembayaran Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar